Semakin siang, semakin banyak juga peserta#ARKI2015 yang berdatangan. Anak perempuan berkerudung putih di tengah bernama Malela. Malela berasal dari Cilegon, dan datang ke Jakarta untuk ikut coaching dan kompetisi komik. Karena tidak ada peserta lain yang tinggal sekota, dia pergi diantar keluarganya. Meskipun ibunya bilang Malela suka menggambar dan menulis, tapi cita-cita Malela menjadi guru. #CeritaPeserta #TheNextCreator
Ini Meiza, anak kelas VIII yang ikutan lomba cerpen. Buku yang berkesan buatnya adalah Pink Berry Club Undiscovered karya Kak Violine Andita. Meskipun suka menulis, Meiza bilang susah menemukan waktu menulis karena dia sekolah di pesantren. Tapi setiap liburan, Meiza bakalan meminta diantarkan ke toko buku untuk membeli buku-buku kesukaannya.#ARKI2015 #CeritaPeserta #TheNextCreator
Setelah makan siang, peserta
#ARKI2015 berkenalan dengan LO kelompoknya masing-masing, membicarakan tata tertib dan agenda acara. Ada kelompok yang hampir seluruh anggotanya sudah datang, tapi ada juga kelompok yang kebanyakan anggotanya belum datang.
Wajar saja, karena peserta #ARKI2015 datang dari 29 propinsi di Indonesia. Jadi, waktu kedatangan peserta tidak bersamaan. Bisakah kamu membayangkan suasananya nanti ketika seluruh peserta sudah datang?
3 teman kita peserta #ARKI2015 dari Papua sedang registrasi nih. #CeritaARKI Sandy, Elsi, dan Gita hadir di acara Roadshow Siswa Bertanya Sastrawan Bicara yang diadakan Mizan & Kemdikbud di kota Jayapura smile emoticon
Teman-teman, pembukaan #ARKI2015 diadakan di sebuah ruangan berlangit-langit tinggi dan bermandikan cahaya seperti aula utama di Hogwarts. Bapak Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan sambutan, sebagaimana Profesor Dumbledore berpidato di awal tahun ajaran baru yang akan dilalui Harry, Ron, dan Hermione. Serasa jadi murid Hogwarts. #TheNextCreator #HarryPotterForever

Perkenalkan, namanya Dian Hartati. Kak Dian yang punya suara tawa yang khas ini adalah salah satu juri lomba syair #ARKI2015. Setelah mencermati syair yang masuk pada seleksi naskah tahap pertama, Kak Dian mendapati bahwa ada banyak penyair remaja yang mengirimkan puisi modern. Padahal kaidah syair dan puisi modern berbeda. Kalau menggunakan kaidah syair, ada banyak penulis yang karyanya tidak lolos seleksi.
Namun karena ada banyak penyair yang bisa mengungkapkan kehidupan remaja dengan menarik, kekeliruan kaidah itu dimaklumi. Dengan catatan, pada tahap final besok, setelah mendapat pembekalan tentang apa itu syair, para penyair muda tidak lagi keliru membuat syairnya.
"Besok, kesalahan kaidah sudah tidak akan dimaafkan lagi," tandas Kak Dian. Beliau tegas karena percaya bahwa syair adalah bentuk ekspresi yang mesti dilestarikan.
#TheNextCreator
#CeritaJuri
Related Posts