Selamat pagi, teman-teman! :)
Kali ini kami akan menulis tentang cerita di balik ARKI 2015.
Kak, Arki itu apaan sih? Nama kota di
India, ya?
Hahaha,
ya bukan! Kamu kepinteran, deh. :P
ARKI itu singkatannya Akademi Remaja Kreatif
Indonesia. Sekarang coba angkat tangan, siapa di antara kamu yang punya
segudang ide, tapi bingung gimana cara ngeluarinnya dari kepala? Siapa di
antara kamu yang suka nulis, tapi bingung tulisannya mau dikemanain? Siapa di
antara kamu yang seneng banget baca komik, dan diam-diam mulai bikin komikmu
sendiri? Atau yang demen nonton film, dan kepingin suatu saat nanti bikin film
dari kisah hidupmu? Nah, kalau kalian merasa begitu, maka inilah PENGUMUMAN BESARNYA: ARKI
ADALAH TEMPAT UNTUK KALIAN! :D
Ah, masa sih? Namanya saja akademi -_-.
Jangan-jangan nanti di sana bakalan kayak di sekolah. Ogah ah kalau kita
dipaksa ngapalin rumus dan lari keliling lapangan seperti waktu pelajaran
Olahraga.
Ih
kamu, kok trauma banget dengan kata ‘sekolah’? : ) Tapi kakak ngerti kok, di
sekolah kadang-kadang kita memang mesti belajar sesuatu yang enggak kita sukai.
Tapi itu bukan berarti kalau kita enggak senang belajar, kan?
Kelas
ARKI akan mempertemukan para remaja dari seluruh provinsi di Indonesia, kamu
semua akan sama-sama belajar hal yang kamu sukai! Mulai dari gimana menyampaikan
perasaanmu dalam syair dan cerita pendek, gimana menulis dan menggambar komik yang
memancing emosi pembacanya, sampai gimana cara mengubah tragedi pada pagi hari
tadi jadi skenario film pendek yang akan meledakkan tawa penonton.
Kamu
juga akan mendapat pelatihan dari sederet coach
yang sudah berkecimpung dalam hal yang kamu sukai. Ada cerpenis dan komikus
yang kabar buku barunya membuat kamu menabung, menunggu-nunggu kehadiran buku
itu di toko buku di kotamu. Ada juga penulis skenario film yang kamu tidak tahu
namanya. Namun, rupanya dialah orang di balik film-film yang menghangatkan
hatimu dan keluargamu ketika kalian menontonnya bersama-sama pada hari raya. Dan
ada juga seorang penyair. Meskipung, mungkin enggak banyak dari kita yang sudah
suka membaca syair atau puisi. Namun, percayalah terkadang ada kebenaran yang
hanya bisa disampaikan lewat kombinasi dua syair.
Terakhir,
karya yang kamu kembangkan dalam kelas ARKI akan dilombakan. Karya yang
terpilih akan mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Lomba ini bertujuan supaya kamu berusaha sebaik mungkin dalam mengembangkan
gagasanmu, sekaligus melatihmu untuk tetap sportif, dan berbahagia atas
kemenangan orang lain.
Oh gitu, ya? Siapa saja sih yang boleh
ikutan ARKI?
Peserta
ARKI adalah pelajar SMP dan SMA, yang berasal dari ke-34
provinsi di Indonesia. ARKI kan juga bisa dilihat sebagai kependekan archipelago, yang artinya kepulauan.
Enggak seru dong kalau yang ikut cuma berasal dari satu pulau saja di
Indonesia.
Siapapun
yang mau ikut diharapkan mengirimkan naskah tulisan mereka. Ada empat kategori
karya tulis yang bisa dipilih: cerpen, syair, komik, dan skenario film. Setiap
pelajar hanya bisa mengirimkan satu karya saja di setiap kategori. Karya yang
diterima oleh panitia akan diseleksi dewan juri. Setiap provinsi mengirimkan 2
(dua) wakil yang lolos di tahap seleksi karya. Sehingga total peserta yang akan
datang yakni 68 (enam puluh delapan) orang.
Masing-masing
peserta dari setiap provinsi lantas akan berkoordinasi dengan 1 (satu) orang
Pembimbing yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat
Wilayah, sehingga jumlah pembimbing adalah 34 (tiga puluh empat) orang.
Jumlah
keseluruhan peserta ARKI ditambah pembimbing provinsi adalah 102 (seratus dua)
orang.
Pada
saat acara kelas ARKI sedang berlangsung, peserta juga akan didampingi Coach sesuai
dengan kategori karya yang mereka ikuti,yaitu:
1.
Dewi
‘Dee’ Lestari* – Cerpen
2.
Taufik
Ismail – Syair
3.
Sweta
Kartika – Komik
4.
Salman
Aristo – Skenario Film Pendek
Aku mau ikutan! Tapi ... tapi ... tapi
Kak, aku enggak pede .... : ( Aku bingung nanti aku mau nulis apa? .-.
Hahaha,
itu wajar kok. Siapapun, bahkan penulis favoritmu, pasti pernah mengalami saat
di mana mereka bingung karena menghadapi kertas putih kosong. Tapi percayalah, kita
semua punya potensi.
Kamu
tahu gudang uang Paman Gober? Bayangkan sebuah ruangan besar dengan uang yang
saking banyaknya, sampai-sampai kalian bisa berenang dan mandi uang di sana.
Kedalamannya seperti laut. Nah, ruangan seperti itu sebetulnya ada dalam diri
kita, tapi bukannya berisi uang, melainkan berisi pengalaman, cita-cita,
kekhawatiran, kemauan yang kuat, kepedulian, serta kasih sayang yang telah kamu
terima dan siap kamu limpahkan lagi kepada orang-orang di sekitarmu. Kesemuanya
merupakan modal menulis. Jangan takut untuk berlayar serta berenang di antara
cita-cita dan kekhawatiran. ARKI kan juga mengandung kata ark yang berarti bahtera. Jadi yakinlah di dalam diri kita ada
lautan perasaan yang menanti untuk diarungi, diselami, dan dimuntahkan di atas
kertas dalam bentuk kata-kata.
Oke deh! Sekarang teknisnya gimana?
Begini
nih timeline-nya:
- Sebelum
penyelenggaraan ARKI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan roadshow Siswa Bertanya, Sastrawan Berbicara
(SBSB) di 8 provinsi di Indonesia. ARKI diselenggarakan setelah semua rangkaian
SBSB selesai sebagai puncak acara. Ini dia jadwal roadshow nya:
- Kegiatan
ARKI terdiri dari pelatihan (coaching), lomba-lomba dan mediasi dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Penjurian
lomba dilakukan segera setelah perlombaan selesai. Untuk setap kategori lomba
disiapkan 3 (tiga) juri yang terdiri
dari Redaksi Mizan dan tenaga ahli yang ditunjuk oleh panitia ARKI. Jumlah
keseluruhan juri adalah 12 (dua belas) orang.
Minta bocoran hadiahnya dong, Kaaaak? ;
))
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dalam hal ini Dinas Pendidikan Menengah, memberikan
hadiah sebagai apresiasi bagi pemenang lomba-lomba yang berlangsung selama
Konferensi Penulis Remaja Indonesia (KPRI) dihelat.
Hadiah
berupa uang pembinaan dan piala sejumlah kategori lomba yang telah ditentukan,
yakni Juara 1, 2, 3, Harapan 1, 2, 3, dan Juara Favorit untuk ke empat
kategori. Hadiah diserahkan saat mediasi antara peserta Konferensi Penulis
Remaja Indonesia (KPRI) dengan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sekaligus penutupan rangkaian KPRI.
Kak, tunggu, kalau aku punya pertanyaan
lagi, aku tanya ke siapa?
Email: remajakreatif2015@gmail.com
Tunggu info pendaftarannya ya! ;)
Related Posts